BENTUK-BENTUK KARYA SASTRA
Menurut bentuknya karya sastra terbagi atas prosa, puisi dan drama. Dalam bab ini hanya dijelaskan mengenai prosa. Sedangkan untuk puisi dan drama, buka saja dalam arsip, karena tersemat dalam menu sendiri.
Prosa
Ialah
karangan bebas yang tidak terikat pada bentuk, irama, dan rima (sajak)
atau terikat dengan oleh banyaknya suku kata dan jumlah baris. Terletak
pada gaya bahasa pengarang yang mencerminkan jiwanya dalam menyusun dan
menyampaikan buah pikirannya.
Bila prosa itu mengadung irama puisi maka prosa itu disebut prosa berirama, atau prosa lirik.
Bentuk prosa ini lahir sebenarnya sama seperti prosa biasa sebab
disusun oleh tanda bait-bait, oleh karena itu pemilihan kata serta irama
yang terkandung di dalamnya sangat diperhatikan. Kita dapat
membedakannya. Bhagawat Gita dan Pancaran Cinta ditulis dalam bentuk prosa lirik.
Prosa fiksi dapat berupa roman, novel, cerpen.
Roman
ialah prosa yang melukiskan atau menceritakan kehidupan manusia
meliputi seluruh kehidupannya, baik lahir maupun batin. Roman dibedakan
isinya menjadi:
- Roman bertendes
- Roman sosial/masyarakat
- Roman detektif
- Roman jiwa
Novel dalam kesusastraan Indonesia
sering disamakan dengan roman, hanya bahasanya lebih pendek dari pada
roman tetapi lebih panjang dari cerita pendek. Di samping itu ciri-ciri
novel ialah:
- Sifat dan perubahan para pelakunya tidak diceritakan panjang lebar seperti dalam roman
- Kejadiannya berjalan dengan lancar sebab terpusat dalam kehidupan suatu saat
- Hanya diceritakan sebagian dari kehidupan manusia yang dianggap penting.
Cerpen
atau cerita pendek merupakan cerita yang melukiskan peristiwa pada
suatu saat dan tidak perlu mengakibatkan perubahan nasib. Biasanya
cerpen diangkat dari peristiwa dalam kehidupan sehari-hari. Oleh karena
itu, bentuk cerpen sangat singkat dan dapat dibaca dalam belasan menit
saja.
Dalam sastra Melayu Klasik, karya sastra yang berbentuk prosa telah dikenal pula. Termasuk prosa Melayu klasik atau Prosa lama antara lain, Hikayat, Cerita-ceita Panji, Cerita Berbingkai, Dongeng, dan Tambo.
0 comments:
Post a Comment