Macam-macam
kelainan dan penyakit pada sistem pernapasan:
1.
Faringitis
Faringitis adalah radang
pada faring karena infeksi sehingga timbul rasa nyeri pada waktu menelan
makanan ataupun kerongkongan terasa kering. Gangguan ini disebabkan oleh
infeksi bakteri atau virus. Bakteri yang biasa menyerang penyakit ini
adalah Streptococcus pharyngitis. Peradangan juga dapat
terjadi karena terlalu banyak merokok, ditandai dengan rasa sakit saat menelan
dan rasa kering di kerongkongan.
2.
Asma
Asma adalah kelainan
penyumbatan saluran pernapasan yang disebabkan oleh alergi seperti debu, bulu,
ataupun rambut. Global Initiative for Asthma, sebuah lembaga nirlaba
internasional untuk penanggulangan asma, mendefinisikan asma sebagai gangguan
pada selaput pipa udara yang menyalurkan udara ke dalam paru-paru. Pada
penyakit asma, paru-paru tidak dapat menyerap oksigen secara optimal. Asma
ditandai dengan kontraksi yang kaku dari bronkiolus yang menyebabkan kesukaran
bernapas. Asma dikenal dengan bengek yang disebabkan oleh hipersensitivas
bronkiolus (disebut asma bronkiale) terhadap benda-benda asing di udara. Asma
merupakan penyempitan saluran pernapasan utama pada paru-paru. Kelainan ini
tidak menular dan bersifat genetis atau bawaan seseorang sejak lahir. Kelainan ini
juga dapat kambuh jika suhu lingkungan cukup rendah atau keadaan dingin, udara
kotor, alergi, dan stres (tekanan psikologis). Hampir separuh jumlah penderita
mendapat asma karena alergi ataupun sistem pernafasan yang terlalu sensitif
terhadap debu, obat, makanan, dan minuman. Pola hidup tidak sehat turut
mempengaruhi timbulnya penyakit asma, seperti merokok dan stress.
Asma adalah penyakit
sistem pernapasan manusia yang paling banyak di derita di dunia. Di tahun 2010,
penderita asma di seluruh dunia berkisar 300 juta orang. Sementara jumlah
penderita asma di Indonesia mencapai 12 juta orang atau kurang lebih 6 % dari
jumlah seluruh penduduk Indonesia. Asma bukanlah penyakit menular, sehingga
jika ada salah satu anggota keluarga yang terserang asma, anggota lain tidak
perlu panik.
·
Gejala penyakit Asma antara lain:
1. Nafas yang berbunyi ngiiik ... ngiiik (mengi).
2. Mengalami sesak napas sehingga bernapas dengan
tersenggal-senggal.
3. Nafas pendek, biasanya hanya terjadi ketika
berolahraga.
4. Badan terlihat letih dan lesu serta kurang
bersemangat.
5. Rasa sesak dan berat di dada.
6. Mengalami kesulitan untuk tidur dengan nyenyak.
7. Batuk-batuk hanya pada malam hari dan cuaca
dingin.
8. Mudah terkena alergi seperti udara dingin, debu,
atau jenis makanan tertentu.
9. Serangan asma yang hebat menyebabkan penderita
tidak dapat berbicara karena kesulitannya dalam mengatur pernafasan.
10. Mudah lelah ketika melakukan aktivitas fisik.
Apabila gejala-gejala
tersebut muncul, maka seseorang yang menderita asma akan kesulitan untuk
melakukan pernapasan dikarenakan adanya kontraksi pada otot-otot bronkul yang
mengakibatkan penyempitan pada saluran pernapasan. Saat serangan asma terjadi,
biasanya penderita kronis diberikan obat semprot yang mengandung
epinefrine atau isoproterenol yang dapat dihisap dengan segera saat
terjadi serangan asma. Untuk tingkat akut, epinefrin tidak lagi disemprotkan,
namun diinjeksikan (disuntik) ke dalam tubuh penderita. Jika tidak ada
epinefrine, penderita dapat ditolong sementara dengan memberikan minuman hangat
atau menghirup uap air panas. Bisa juga dengan memberikan hembusan angin segar
dari kipas angin untuk membantu proses pernapasan penderita. Penyakit asma
mungkin tidak dapat dihilangkan dari sistem pernapasan manusia, namun penyakit
ini dapat dikontrol agar gejala dan serangannya tidak mengganggu aktivitas
bekerja.
·
Cara mencegah penyakit
Asma:
1. Jangan tinggal di tempat yang kotor dan sudah
terkena polusi.
2. Jangan memelihara binatang yang bulunya banyak
dan halus. Misalnya kucing, kelinci, dan sebagainya.
3. Selalu memakai baju hangat dan selendang leher
saat cuaca sedang dingin.
4. Jangan terlalu banyak melakukan olahraga yang
membutuhkan napas panjang bila napas tidak kuat.
3. Influenza
(Flu)
Penyakit influenza
disebabkan oleh virus influenza (RNA keluarga Orthomyxoviridae). Gejala yang ditimbulkan antara lain pilek,
hidung tersumbat, bersin-bersin, dan tenggorokan terasa gatal. Influenza
merupakan suatu penyakit infeksi akut saluran pernafasan terutama ditandai oleh
demam, gigil, sakit otot, sakit kepala dan sering disertai pilek, sakit
tenggorok dan batuk yang tidak berdahak dan mata berair. Lama sakit berlangsung
antara 2-7 hari dan biasanya sembuh sendiri, karena tubuh memiliki kemampuan
untuk menghilangkan virus dan bakteri yang berbahaya melalui sistem pertahanan
tubuh dengan sel darah putih, tetapi pertahanan ini akan baik apabila kondisi
tubuh baik pula. Setelah masa penghancuran virus dan bakteri berbahaya,
tubuh membutuhkan waktu untuk memperbaiki kerusakan-kerusakan yang telah
terjadi sehingga akan terasa lemas dan lemah.
Influenza merupakan
penyakit yang dapat menjalar dengan cepat di masyarakat. Walaupun ringan tetapi
penyakit ini dapat berbahaya bagi usia sangat muda dan usia tua dimana terdapat
keterbatasan fungsi pernafasan. Penyakit ini terutama terjadi pada musim dingin
di negara bermusim dingin dan di musim hujan pada negara-negara tropis. Makhluk
hidup tempat berkembang dan menyebarkan influenza ini adalah manusia sendiri.
Diduga bahwa hewan lain seperti burung, babi, dan kuda memegang peranan dalam
menciptakan jenis virus influenza dengan jenis yang berbeda akibat adanya
mutasi di hewan-hewan tersebut. Penyebaran virus influenza ini melalui tetesan
air liur pada saat batuk dan melalui partikel yang berasal dari sel hidung yang
melayang di udara terutama di ruangan tertutup.
Pengobatan terbaik flu
adalah istirahat karena flu lebih sering diakibatkan menurunnya daya tahan
tubuh karena kelelahan. Minum air yang banyak dan hangat dapat membantu
meringankan gejala flu. Vitamin C dosis tinggi (500 mg) dapat diberikan untuk
membantu tubuh meningkatkan kekebalan tubuh.
Penyebab influenza
adalah virus yang menginfeksi jaringan saluran nafas bagian atas. Terdapat 3
jenis virus yang di kenal yaitu A, B, dan C. Virus tipe A akan menyebabkan gejala
yang berat, menyebar secara cepat dan dapat menyebabkan infeksi di suatu negara
atau wilayah (pandemi). Virus tipe B akan menyebabkan gejala yang lebih ringan
dan penyebarannya tidak secepat virus tipe A. Virus tipe C hanya memberikan
gejala yang ringan saja. Perbedaan dari virus ini dapat diketahui melalui
pemeriksaan dari cairan ludah dengan mempergunakan test secara genetik.
Obat analgesik dan
asetaminofen bisa diberikan agar flu cepat hilang. Flu yang biasa menyerang
orang dewasa dan anak kecil sekalipun tidak terlalu berbahaya.
4. Emfisema
Emfisema adalah penyakit pada paru-paru yang
ditandai dengan pembengkakan pada paru-paru karena pembuluh darahnya kemasukan
udara. Emfisema disebabkan hilangnya elastisitas alveolus. Emfisema membuat
penderita sulit bernafas. Penderita mengalami batuk kronis dan sesak napas.
Asap rokok dan kekurangan enzim alfa-1-antitripsin adalah penyebab kehilangan
elastisitas pada paru-paru ini.
·
Gejala yang ditimbulkan:
1. Nafsu makan yang menurun
dan berat badan yang menurun juga biasa dialami penderita emfisema.
2. Sesak dada
3. Batuk kronis
4. Kelelahan
5. Sesak napas dalam waktu lama dan tidak dapat
disembuhkan dengan obat pelega yang biasa digunakan penderita sesak napas.
·
Cara mencegah penyakit
emfisema:
1. Penderita adalah perokok aktif, berhenti merokok
dapat membantu mencegah penderita dari penyakit ini.
2.
Jika emfisema sudah
menjalar, berhenti merokok mencegah perkembangan penyakit. Pengobatan
didasarkan pada gejala yang terjadi, apakah gejalanya ringan, sedang atau
berat.
3.
Perlakuan termasuk
menggunakan inhaler, pemberian oksigen, obat-obatan dan kadang-kadang operasi
untuk meredakan gejala dan mencegah komplikasi.
4.
Menghindari asap rokok
adalah langkah terbaik untuk mencegah penyakit ini. Berhenti merokok juga
sangat penting.
5. Bronkitis
Bronkitis adalah peradangan pada lapisan dinding
bronkus yang disebabkan oleh infeksi virus.
Bronkitis dapat terjadi karena berbagai hal, di
antaranya karena infeksi oleh mikroorganisme. Peradangan juga dapat terjadi
karena tubuh merespons terhadap zat atau benda asing yang masuk ke dalam tubuh
sehingga terjadi reaksi alergik. Gejala-gejala bronkitis secara umum adalah
batuk-batuk, demam, sulit menelan, dan sakit di dada. Penyakit bronkitis dapat
dikenali melalui gejala-gejala berikut ini.
a.
Batuk berdahak.
b.
Sering sesak napas.
c.
Flu yang berkepanjangan.
d.
Mengi.
e.
Tubuh mudah lelah.
f.
Pembengkakan pada
pergelangan kaki.
g.
Timbul warna kemerahan
pada wajah, telapak tangan, dan selaput lendir.
h.
Kepala terasa sakit.
i.
Penglihatan tampak
kabur.
6. Asbestosis
Asbestosis adalah suatu penyakit saluran
pernafasan yang terjadi akibat menghirup serat-serat asbes, dimana pada paru-paru
terbentuk jaringan parut yang luas. Asbestos terdiri dari serat silikat mineral
dengan komposisi kimiawi yang berbeda. Jika terhisap, serat asbes mengendap di
dalam dalam paru-paru, menyebabkan parut. Menghirup asbes juga dapat
menyebabkan penebalan pleura (selaput yang melapisi paru-paru).
·
Penyakit yang disebabkan
oleh Asbestosis diantaranya:
1) Plakpleura (kalsifikasi)
2) Mesoteliome maligna
3) Efusi pleura
·
Cara mencegah penyakit
Asbestosis:
1) Menghindari kadar serat dan debu asbes di
lingkungan kerja
2) Para pekerja yang berhubungan dengan Asbes,
dianjurkan untuk berhenti merokok
7. Sinusitis
Sinusitis merupakan penyakit peradangan pada
bagian atas rongga hidung atau sinus paranasalis. Penyakit sinusitis disebabkan
oleh infeksi bakteri, jamur, virus, menurunnya kekebalan tubuh, flu, stress,
kecanduan rokok, dan infeksi pada gigi.
·
Berikut ini beberapa
gejala yang dapat dikenali pada seseorang yang menderita penyakit sinusitis.
1. Hidung tersumbat dan terasa geli atau gatal.
2. Tercium bau tidak sedap pada hidung ketika
bernapas.
3. Sering bersin.
4. Hidung mengeluarkan ingus kental yang berwarna
putih atau kekuning-kuningan.
5. Kepala terasa sakit seperti ada yang menekan.
Penyakit sinusistis dapat dicegah dengan cara
selalu menjaga daya tahan tubuh, menghilangkan kebiasan merokok, dan
memperbanyak mengonsumsi buah-buahan.
8.
Dipteri
Dipteri adalah infeksi
pada saluran pernapasan bagian atas. Pada umumnya, disebabkan oleh Corynebacterium
diphterial. Pada tingkat lanjut, penderitanya dapat mengalami kerusakan
selaput jantung, demam, lumpuh, bahkan meninggal dunia.
9.
Renitis
Renitis merupakan
peradangan pada rongga hidung sehingga hidung menjadi bengkak dan banyak
mengeluarkan lendir. Gejala-gejala yang timbul pada seseorang yang menderita
renitis antara lain bersin-bersin, hidung gatal, hidung tersumbat, dan berair
(ingus encer). Renitis bisa timbul karena alergi atau faktor lain.
10. Kanker
paru-paru
Penyakit ini merupakan
salah satu yang paling berbahaya. Sel-sel kanker pada paru-paru terus tumbuh
tidak terkendali. Penyakit ini lama kelamaan dapat menyerang seluruh tubuh.
Salah satu pemicu kanker paru-paru adalah kebiasaan merokok. Merokok dapat
memicu terjadinya kanker paru-paru dan kerusakan paru-paru.
·
Gejala-gejala umum
penderita kanker paru-paru :
1) Pembekakan di wajah atau di leher
2) Napas sesak dan pendek-pendek
3) Kehilangan nafsu makan dan turunnya berat badan
4) Kelelahan kronis
5) Dahak berdarah, berubaha warna dan semakin
banyak
6) Sakit kepala, nyeri dengan sebab yang tidak
jelas
7) Batuk yang terus menerus atau menjadi hebat
8) Suara serak/parau
11. SARS
SARS (Severe Acute Respiratory Syndrome)
adalah sebuah penyakit pernapasan yang disebabkan oleh virus Coronavirus
dari ordo Coronaviridae. Virus ini
menginfeksi saluran pernapasan. Gejalanya berbeda-beda pada tiap penderita,
misalnya pusing, muntah-muntah, disertai panas tinggi dan batuk.
12. Legionnaries
Legionnaries adalah
penyakit paru-paru yang disebabkan bakteri legionella pneumophilia. Bentuk
infeksinya mirip dengan pneumonia.
13. Rinitis
Rinitis adalah radang pada rongga hidung akibat
infeksi oleh virus, misalnya virus influenza. Rinitis juga dapat terjadi karena
reaksi alergi terhadap perubahan cuaca, serbuk sari, dan debu.
14. Laringitis
Laringitis adalah radang
pada laring. Penderita serak atau kehilangan suara. Penyebabnya antara lain
karena infeksi, terlalu banyak merokok dan minum alkohol.
15. Tonsilitis
Tonsilitis adalah
peradangan pada tonsil (amandel) sehingga tampak membengkak, berwarna
kemerahan, terasa lunak dan timbul bintik-bintik putih pada permukaannya.
Tonsilitis umumnya disebabkan oleh infeksi virus dan bakteri. Jika terjadi
infeksi melalui mulut atau saluran pernapasan, tonsil akan membengkak (radang)
yang dapat menyebabkan penyempitan saluran pernapasan. Adapun gejala-gelaja
tonsilitis adalah sebagai berikut :
1. Tenggorokan terasa sakit.
2. Terasa sakit saat menelan.
3. Tubuh mengalami demam tinggi.
4. Sering mengalami muntah
5. Mengalami kesulitan saat bernapas
6. Tidur mendengkur
7. Nafsu makan menurun
8. Timbul bau tidak sedap pada mulut
9. Timbul nyeri di sekitar otot
16. Hipoksia
Hipoksia yaitu gangguan
pernapasan dimana kondisi sindrom kekurangan oksigen pada pada
jaringan tubuh yang terjadi akibat pengaruh perbedaan ketinggian.Pada kasus
yang fatal dapat menyebabkan kematian pada sel-sel. Namun pada tingkat yang
lebih ringan dapat menimbulkan penekanan aktivitas mental (kadang-kadang
memuncak sampai koma), dan menurunkan kapasitas kerja otot.
17. Infeksi
Saluran Pernapasan Atas (ISPA)
Upper Respiratory tract
Infection (URI) merupakan penyakit yang menyerang sistem pernapasan manusia
bagian atas, yaitu hidung, laring (tekak), dan tenggorokan. Penyakit ini sering
dijumpai pada masa peralihan cuaca. Penyebab munculnya ISPA hampir sama dengan
influenza, yaitu karena kekebalan tubuh yang menurun.
Perubahan suhu yang
ekstrim terutama pada masa pancaroba membuat daya tahan tubuh menurun. Namun
kadang virus dan bakteri turut berperan menyebabkan ISPA. Lebih dari 200 jenis
virus dapat menyebabkan ISPA, namun virus yang paling sering menyerang adalah
rinovirus. Selain itu masih ada juga coronavirus, parainfluenza virus,
adenovirus, dan enterovirus. Sedangkan bakteri yang dapat menyebabkan ISPA
berasal dari jenis Stafilokokus, Streptokokus, dan Pneumokokus.
ISPA dibagi dalam tiga
tingkat, yaitu ringan, sedang, dan berat. Gejala ISPA ringan berupa batuk,
suara serak, hidung berlendir (mengeluarkan ingus), dan demam (atau suhu badan
terasa meningkat tidak seperti biasanya). Gejala ISPA sedang berupa demam
tinggi hingga 39 derajat celcius, tenggorokan merah, pada kulit terdapat
bercak-bercak berwarna merah menyerupai campak, telinga sakit dan mengeluarkan
darah, dan pernafasan berbunyi mendecit. Sedangkan pada ISPA berat,
gejala-gejalanya berupa bibir dan kulit mulai membiru, kesadaran menurun, gelisah,
dan pernafasan berbunyi keras.
Bentuk-bentuk ISPA
antara lain adalah rhinitis (radang pada lubang mukos hidung),
rinosinusitis/sinusitis, nasofaringitis dan faringitis (radang pada faring),
epiglotitis (radang pada laring atas), laringitis, laringotraceitis (radang
pada laring dan trakea), dan trakeaitis (radang pada trakea).
Rhinitis, faringitis, dan laringitis kadang
disebut sebagai flu biasa. Semua radang tersebut terjadi di sistem pernapasan
manusia bagian atas.
Pengobatan ISPA sering
menggunakan antibiotik walupun virus penyebab ISPA dapat hilang dengan
sendirinya seiring perbaikan kekebalan tubuh penderita. Pemberian antibiotik
adalah untuk mencegah terjadinya infeksi yang lebih parah. Pada kasus ISPA
dimana ingus dan dahak sudah berwara hijau, antibiotik disarankan diberikan
pada penderita karena dengan demikian sudah ada infeksi karena bakteri.
Obat-obatan analgesik juga dapat untuk mengobati keluhan sakit kepala dan badan
pegal penderita ISPA. Infeksi berlangsung kurang lebih 14 hari. Setelah itu
penderita secara umum akan normal kembali. Namun penderita dengan kelainan
maupun komplikasi akan mendapat ISPA lebih lama. Jika sudah demikian, penderita
memang harus memeriksakan diri ulang ke dokter. Bagi orang dewasa ISPA
merupakan penyakit ringan dan biasa, namun bagi anak apalagi bayi, penyakit ini
merupakan ancaman serius yang dapat menyebabkan kematian. ISPA mudah menyerang
anak-anak karena kekebalan tubuh yang belum sempurna. Sekitar 40% - 60% pasien
anak ke Puskesmas karena keluhan ISPA. Serangan ISPA pada bayi kurang dari dua
bulan sangat dapat menyebabkan kematian. Pada bayi, sistem pernapasan manusia
belum sempurna. Kadang laring harus bekerja keras agar bayi tidak tersedak.
18. Tuberculosis
(TBC)
TBC adalah penyakit yang
disebabkan oleh bakteri Mycobacterium tuberculosis. Bakteri ini
dapat menyerang seluruh organ tubuh manusia, namun yang paling sering diserang
adalah paru-paru (maka secara umum sering disebut sebagai penyakit paru-paru /
TB Paru-paru). Bakteri ini menyerang paru-paru sehingga pada bagian dalam
alveolus terdapat bintil-bintil. Penyakit ini menyebabkan proses difusi oksigen
yang terganggu karena adanya bintik-bintik kecil pada dinding alveolus. Jika
bagian paru-paru yang diserang meluas, sel-selnya mati dan paru-paru mengecil.
Akibatnya napas penderita terengah-engah. Keadaan ini menyebabkan:
1)
Peningkatan kerja
sebagian otot pernapasan yang berfungsi untuk pertukaran udara paru-paru.
2)
Mengurangi kapasitas
vital dan kapasitas pernapasan.
3)
Mengurangi luas
permukaan membran pernapasan, yang akan meningkatkan ketebalan membran
pernapasan sehingga menimbulkan penurunan kapasitas difusi paru-paru
TBC dapat menyebabkan kematian. Sebagian besar orang yang
terinfeksi oleh bakteri tuberculosis menderita TBC tanpa mengalami gejala, hal
ini disebut latent tuberculosis. Apabila penderita latent
tuberculosis tidak menerima pengobatan maka akan berkembang
manjadi active tuberculosis. Active tuberculosis adalah kondisi di
mana sistem kekebalan tubuh tidak mampu untuk melawan bakteri tuberculosis yang
terdapat dalam tubuh, sehingga menimbulkan infeksi terutama pada bagian
paru-paru.
Gejala-gejala penyakit TB Paru adalah: batuk berdahak selama tiga
minggu atau lebih, dalam dahak pernah didapati bercak darah, demam selama satu
bulan lebih terutama pada siang dan sore, menurunnya nafsu makan dan juga berat
badan, sering berkeringat saat malam, dan sesak nafas.
Menurut WHO, kurang lebih 33 % penduduk dunia telah terinfeksi
kuman tuberkulosis, dan hampir sepertiga orang yang terinfeksi berada di Asia
Tenggara. Pada tahun 2010, ditemukan 8,8 juta kasus baru tuberkulosis di
seluruh dunia. 1,4 juta diantarnya berakhir dengan kematian. Di
Indonesia, kurang lebih ada 500.000 kasus baru TBC setiap tahunnya.
Sepertiganya meninggal dunia. Besarnya jumlah kematian akibat TBC membuat
Indonesia menduduki peringkat tiga jumlah dan kasus kematian penderita TBC yang
merupakan penyakit menular ini.
TBC dapat di atasi dengan terapi. Terapi TBC yang dapat dilakukan
adalah sebagai berikut.
1.
Pengguna vaksin BCG (Bacille
Calmette-Guerin). Vaksin BCG diberikan mulai dari bayi. Perlindungan yang
diberikan oleh vaksin BCG dapat bertahan untuk 10 – 15 tahun, sehingga pada
usia 12 – 15 tahun dapat dilakukan vaksinasi ulang.
2. Pengobatan pada pasien latent
tuberculosis.
3. Pengobatan pada active tuberculosis dengan
menggunakan antibiotik selama kurang lebih 6 bulan tidak boleh putus.
Penularan TB paling
banyak dan paling mudah melalui udara. Itulah mengapa organ yang pertama kali
diserang tuberkulosis adalah sistem pernapasan manusia terutama paru-paru.
Tuberkulosis dapat menjadi penyakit kronis yang menyebabkan jaringan luka yang
cukup luas di paru-paru. Tuberkulosis dapat menyebar ke seluruh bagian tubuh,
mulai dari sistem saraf, sistem getah bening, hingga tulang dan persendian.
Tuberkulosis tulang disebut juga tuberkulosis milier. Orang-orang yang beresiko
tinggi terkena tuberkulosis adalah orang-orang pengguna narkotika, para petugas
medis dan orang-orang yang bekerja di rumah sakit. Resiko penularan pada orang
yang merokok lebih besar dua kali lipat daripada orang yang tidak merokok.
Demikian juga dengan orang yang kecanduan alkohol dan penderita diabetes
melitus, resiko penularan tuberkulosis menjadi tiga kali lipat dari orang
biasa. Dahak ataupun bersin yang dikeluarkan oleh penderita TB banyak
mengandung bakteri Mycobacterium tuberculosis. Anak-anak dengan kekebalan tubuh
belum sempurna sangat rentan terhadap penularan TBC, terlebih jika mereka
berada dalam satu lingkungan penderita TBC.
Untuk pencegahan
penularan TBC pada anak-anak, imunisasi BCG adalah imunisasi yang wajib selain
hepatitis B, Polio, DPT, dan campak. Pencegahan terbaik tuberkulosis adalah
dengan menjaga lingkungan tetap bersih dan sehat. Kualitas udara yang buruk
memperparah penderita tuberkulosis. Penderita tuberkulosis juga harus dijauhkan
dari anak-anak.
Pengobatan yang rutin
dan berhasil minimal memakan waktu 6 bulan, namun ketidaksabaran dan
ketidakpatuhan penderita dalam pengobatan, membuat penyakit TBC kadang sulit
diberantas. Pengobatan yang umum digunakan melawan tuberkulosis adalah
menggunakan antibiotik jenis isoniazid dan rifampisin. Orang dengan penyakit
tuberkulosis aktif biasannya diberikan dua macam pengobatan antibiotik, hal ini
untuk mencegah terjadinya resistensi bakteri terhadap antibiotik.
19. Pneumonia
Pneumonia atau
Logensteking yaitu penyakit radang pari-paru yang disebabkan oleh Diplococcus
pneumoniae. Akibat peradangan alveolus dipenuhi oleh nanah dan lendir
sehingga oksigen sulit berdifusi mencapai darah. Pneumonia adalah suatu
penyakit infeksi atau peradangan pada organ paru-paru yang disebabkan oleh
bakteri, virus, jamur ataupun parasit di mana pulmonary alveolus (alveoli) yang
bertanggung jawab menyerap oksigen dari atmosfer menjadi “inflame” dan terisi oleh
cairan. Pneumonia dapat juga disebabkan oleh iritasi kimia atau fisik dari
paru-paru atau sebagai akibat dari penyakit lainnya, seperti kanker paru-paru
atau terlalu banyak minum alkohol. Namun penyebab yang paling sering ialah
serangan bakteria streptococcus pneumoniae, atau pneumokokus.
Penyakit Pneumonia
sering kali diderita sebagian besar orang yang lanjut usia (lansia) dan mereka
yang memiliki penyakit kronik sebagai akibat rusaknya sistem kekebalan tubuh
(Imun), akan tetapi Pneumonia juga bisa menyerang kaula muda yang bertubuh
sehat. Saat ini didunia penyakit Pneumonia dilaporkan telah menjadi penyakit
utama di kalangan kanak-kanak dan merupakan satu penyakit serius yang merenggut
nyawa beribu-ribu warga tua setiap tahun.
Terjadinya
penyakit pneumonia yaitu gejala yang berhubungan dengan pneumonia termasuk
batuk, sakit dada, demam, dan kesulitan bernafas. Sedangkan tanda-tanda
menderita Pneumonia dapat diketahui setelah menjalani pemeriksaan X-ray
(Rongent) dan pemeriksaan sputum. Cara penularan virus atau bakteri Pneumonia
sampai saat ini belum diketahui pasti, namun ada beberapa hal yang memungkinkan
seseorang beresiko tinggi terserang penyakit Pneumonia. Hal ini diantaranya
adalah :
1)
Orang yang memiliki daya
tahan tubuh lemah, seperti penderita HIV/AIDS dan para penderita penyakit
kronik seperti sakit jantung, diabetes mellitus. Begitu pula bagi mereka yang
pernah/rutin menjalani kemoterapy (chemotherapy) dan meminum obat golongan
Immunosupressant dalam waktu lama, dimana mereka pada umumnya memiliki daya
tahan tubuh (Imun) yang lemah.
2)
Perokok dan peminum
alkohol. Perokok berat dapat mengalami iritasi pada saluran pernafasan
(bronchial) yang akhirnya menimbulkan secresi muccus (riak/dahak), apabila
riak/dahak mengandung bakteri maka dapat menyebabkan Pneumonia. Alkohol dapat
berdampak buruk terhadap sel-sel darah putih, hal ini menyebabkan lemahnya daya
tahan tubuh dalam melawan suatu infeksi.
3)
Pasien yang berada di
ruang perawatan intensive (ICU/ICCU). Pasien yang dilakukan tindakan ventilator
(alat bantu nafas) ‘endotracheal tube’ sangat beresiko terkena Pneumonia.
Disaat mereka batuk akan mengeluarkan tekanan balik isi lambung (perut) ke arah
kerongkongan, bila hal itu mengandung bakteri dan berpindah ke rongga nafas
(ventilator) maka potensial tinggi terkena Pneumonia.
4)
Menghirup udara tercemar
polusi zat kemikal. Resiko tinggi dihadapi oleh para petani apabila mereka
menyemprotkan tanaman dengan zat kemikal (chemical) tanpa memakai masker adalah
terjadi iritasi dan menimbulkan peradangan pada paru-paru yang akibatnya mudah
menderita penyakit Pneumonia dengan masuknya bakteri atau virus.
5) Pasien yang lama
berbaring. Pasien yang mengalami operasi besar sehingga menyebabkannya
bermasalah dalam hal mobilisasi merupakan salah satu resiko tinggi terkena
penyakit Pneumonia, dimana dengan tidur berbaring statis memungkinkan
riak/muccus berkumpul dirongga paru dan menjadi media berkembangnya bakteri.
Penanganan dan pengobatan pada penderita Pneumonia
tergantung dari tingkat keparahan gejala yang timbul dan type dari penyebab
Pneumonia itu sendiri, antara lain:
1)
Pneumonia yang
disebabkan oleh bakteri akan diberikan pengobatan antibiotik. Pengobatan
haruslah benar-benar komplit sampai benar-benar tidak lagi adanya gejala atau
hasil pemeriksaan X-ray dan sputum tidak lagi menampakkan adanya bakteri
Pneumonia, jika tidak maka suatu saat Pneumonia akan kembali diderita.
2)
Pneumonia yang
disebabkan oleh virus akan diberikan pengobatan yang hampir sama dengan penderita
flu, namun lebih ditekankan dengan istirahat yang cukup dan pemberian intake
cairan yang cukup banyak serta gizi yang baik untuk membantu pemulihan daya
tahan tubuh.
3)
Pneumonia yang disebabkan oleh jamur akan mendapatkan pengobatan
dengan pemberian antijamur.
Disamping itu pemberian obat lain untuk membantu
mengurangi nyeri, demam dan sakit kepala. Pemberian obat anti (penekan) batuk
di anjurkan dengan dosis rendah hanya cukup membuat penderita bisa beristirahat
tidur, karena batuk juga akan membantu proses pembersihan secresi mucossa
(riak/dahak) di paru-paru.
20. Asfiksi
Asfiksi adalah gangguan
dalam pengangkutan jaringan oksigen ke jaringan yang diakibatkan oleh
terganggunya fungsi paru-paru, pembuluh darah, atau jaringan tubuh. Asfiksi disebababkan oleh: tenggelam
(akibat alveolus terisi air), pneumonia (akibatnya alveolus terisi cairan
lendir dan cairan limfa), keracunan CO dan HCN, atau gangguan sitem sitokrom
(enzim pernapasan). Gejala penyakit Asfiksi:
1. Pada fase dispneu/sianosis
asfiksia berlangsung kira-kira 4 menit. Fase ini terjadi akibat rendahnya kadar
oksigen dan tingginya kadar karbon dioksida. Tingginya kadar karbon dioksida
akan merangsang medulla oblongata sehingga terjadi perubahan pada pernapasan,
nadi dan tekanan darah. Pernapasan terlihat cepat, berat, dan sukar. Nadi
teraba cepat. Tekanan darah terukur meningkat.
2. Fase konvulsi asfiksia
terjadi kira-kira 2 menit. Awalnya berupa kejang klonik lalu kejang tonik
kemudian opistotonik. Kesadaran mulai hilang, pupil dilatasi, denyut jantung
lambat, dan tekanan darah turun.
3.
Fase apneu asfiksia
berlangsung kira-kira 1 menit. Fase ini dapat kita amati berupa adanya depresi
pusat pernapasan (napas lemah), kesadaran menurun sampai hilang dan relaksasi
spingter.
4.
Fase akhir asfiksia
ditandai oleh adanya paralisis pusat pernapasan lengkap. Denyut jantung
beberapa saat masih ada lalu napas terhenti kemudian mati.